WASPADA CUACA EKSTREM PADA SAAT MASA PANCAROBA

Pancaroba merupakan masa peralihan antara dua musim utama yaitu dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Secara umum pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau terjadi pada bulan Maret dan April sedangkan pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan terjadi pada bulan September dan Oktober.

Saat pancaroba, perubahan kondisi cuaca yang terjadi relatif lebih cepat, dimana pada pagi – siang hari umumnya kondisi cuaca cerah – berawan dengan kondisi panas terik dan dapat diikuti hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi singkat yang dapat terjadi pada siang – sore hari.

Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim pancaroba, Mulai dari hujan disertai petir dan angin kencang sesaat, sambaran petir bahkan putting beliung dan banjir rob juga dapat terjadi saat masa pancaroba.

Ciri ciri dari masa pancaroba adalah arah angin bervariabel ( misalnya dari pagi arah angin dari timur kemudian berubah pada siang hari arah angin dari) sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari kondisi cuaca cerah berubah menjadi berawan dan bahkan hujan walaupun tidak dalam waktu yang lama.

Wilayah yang sudah memasuki masa pancaroba di NTT yaitu di wilayah Manggarai Barat bagian tenggara, Manggarai bagian selatan, Ngada bagian selatan, Manggarai bagian timur dan selatan, Ngada bagian tenggara dan Nagekeo bagian selatan.

Pada saat masa pancaroba banyak sekali terjadi pertumbuhan awan konvektif dimana awan ini dapat menyebabkan cuaca ekstrem di suatu wilayah. Awan cb dapat menyebabkan terjadinya putting terjadinya angin puting beliung biasanya adalah pada saat musim pancaroba saat siang hari di mana suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul akibat radiasi matahari. Di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan tinggi menghembus kepermukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak yang dikenal sebagai angin puting beliung. Namun tidak semua awan Cb menjadi menimbulkan puting beliung. sangat kecil terjadi di tempat yang sama, dapat dikatakan tidak akan terjadi kembali di tempat yang pernah mengalami angin puting beliung sebelumnya.

Dampak terjadinya angin puting beliung antara lain adalah rusaknya rumah dan infrastruktur daerah yang terkena, timbulnya korban jiwa manusia, rusaknya kebun-kebun warga, adanya kerugian material, banyaknya puing-puing dan sampah yang terbawa dan berserakan, serta terganggunya kegiatan ekonomi.

Hujan disertai petir dan angin kencang sesaat biasanya terjadi juga pada siang – sore hari dimana terjadi pelemahan kecepatan angin serta perubahan arah angin disuatu wilayah di tambah dengan kondisi penguapan yang cukup besar untuk meningkatkan pertumbuhan awan di wilayah tersebut. Sedangkan untuk banjir rob ( banjir pesisir ) dapat terjadi apabila potensi curah hujan meningkat selama beberapa hari yang membuat airlaut dapat masuk ke wilayah pesisir.

Himbauan untuk masyarakat adalah sebagai berikut :

a) Tetap tenang namun selalu waspada terhadap potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi, khususnya bagi masyarakat yang tinggal dan berada di daerah rawan bencana

b) Tetap mengupdate informasi prakiraan cuaca beserta potensi banjir yang dikeluarkan BMKG melalui website dan akun sosial media resmi yang dikelola BMKG.

c) Tetap mengupdate informasi dari pemerintah daerah setempat terkait protokol evakuasi apabila terjadi bencana putting beliung

d) Pantau terus informasi cuaca khususnya untuk wilayah NTT di laman facebook “Stasiun Meteorologi El Tari”, IG @meteoeltari atau twitter @meteoeltari.

Eltames
QR code
Prakiraan cuaca kabupaten
BMKG
Video Terbaru